Iklan

Sabtu, 11 Juni 2011

Tembok Besar - China

(hanzi tradisional: 長城; hanzi sederhana: 长城; pinyin: Chángchéng), juga dikenal di Cina dengan nama Tembok Sepanjang 10.000 Li¹ (萬里長城; 万里长城; Wànlĭ Chángchéng) merupakan bangunan terpanjang yang pernah dibuat manusia, terletak di Republik Rakyat Cina. Panjang tembok 6.400 kilometer (dari kawasan Sanhai di timur hingga Lop Nur di sebelah barat) dan tingginya 8 meter. Lebar bagian atasnya 5 m, sedangkan lebar bagian bawahnya 8 m. Setiap 180-270 m dibuat semacam menara pengintai. Tinggi menara pengintai tersebut 11-12 m.

Untuk membuat tembok raksasa ini, diperlukan waktu ratusan tahun di zaman berbagai dinasti. Semula, diperkirakan Qin Shi-huang yang memulai pembangunan tembok itu, namun menurut penelitian dan catatan literatur sejarah, tembok itu telah dibuat sebelum Dinasti Qin berdiri, tepatnya dibangun pertama kali pada Zaman Negara-negara Berperang. Kaisar Qin Shi-huang meneruskan pembangunan dan pengokohan tembok yang telah dibangun sebelumnya. Sepeninggal Qin Shi-huang, pembuatan tembok ini sempat terhenti dan baru dilanjutkan kembali di zaman Dinasti Sui, terakhir dilanjutkan lagi di zaman Dinasti Ming. Bentuk tembok raksasa yang sekarang kita lihat adalah hasil pembangunan dari zaman Ming tadi. Bagian dalam tembok berisi tanah yang bercampur dengan bata dan batu-batuan. Bagian atasnya dibuat jalan utama untuk pasukan berkuda Cina.

 
Tembok Raksasa Cina dianggap sebagai salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia. Pada tahun 1987, bangunan ini dimasukkan dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO. Persepsi "besar" dan "panjang"Pandangan bahwa Tembok Rasasa Cina merupakan bangunan kokoh dan besar tidak benar sepenuhnya, walapun beberapa bagian tembok yang didirikan oleh dinasti-dinasti kuno dianggap memiliki arsitektur megah dan mewakili tujuh keajaiban dunia.

Menurut catatan sejarah, setelah tembok panjang dibangun oleh Ming barulah dikenal istilah "changcheng" ("tembok besar" atau "tembok panjang"). Sebelumnya istilah tersebut tidak ditemukan. Istilah Tembok Raksasa Cina dalam Bahasa Mandarin adalah "wanli changcheng", bermakna "tembok yang panjangnya 10 ribu li". Pada masa sekarang istilah ini resmi digunakan. Pemberian nama tembok dengan "panjang 10.000 li" telah menjadi kepercayaan bersifat nasional yang sudah tertanam dalam pikiran orang Cina yang mempercayai bahwa tembok tersebut "benar-benar sangat panjang".

Nyatanya, bagian-bagian yang dianggap populer dan "panjang" sebagai gambaran tembok besar hanyalah sebagian kecil yang diketahui, yaitu situs-situs yang dilestarikan sebagai situs UNESCO secara terpisah-pisah mulai tahun 1987. SejarahAlasan-alasan mengapa tembok besar Cina didirikan masih menjadi perdebatan. Sejarahnya, pembangunan tembok adalah salah satu bagian terpenting dalam sejarah arsitektur bangsa Cina, yakni untuk membatasi wilayah-wilayah perkotaan dan perumahan. Berbagai teori mengapa tembok besar didirikan antara lain sebagai benteng pertahanan, batas kepemilikan lahan, penanda perbatasan dan jalur komunikasi untuk menyampaikan pesan. Bahkan, dalam penemuan prasasti tembok tembok besar di Shaanxi yang berangka tahun 1589 (pemerintahan Kaisar Jiajing) disebutkan tembok besar didirikan untuk mencegah penebangan hutan.

Berbagai teori sejarawan mengenai awal pembangunan tembok besar semakin panjang ke belakang dan bertentangan dengan sejarawan lain. Berdasarkan penemuan situs tembok batu bata kuno pada tahun 2002 sepanjang 800 km di sepanjang kabupaten Lushan, Yexian, Fangcheng dan Nanchao, provinsi Henan barat daya, pembangunan strukutur awal diperkirakan dimulai pada masa Raja Zhuang (berkuasa 613-591 BCE) kerajaan Chu Selatan, 4 abad sebelum Qin Shihuang. Situs-situs pentingBadaling (bagian tembok besar di luar Beijing yang paling banyak dikenal) Shanhaiguan (ujung timur tembok hasil konstruksi Ming di Qinhuangdao, pesisir provinsi Hebei) Jiayuguan (komplek tembok paling barat, hasil konstruksi Ming yang berada di provinsi Gansu). Situs Warisan Dunia UNESCO Pada bulan November 2002, bagian-bagian tembok Ming di Jiumenkou yang didirikan pada sebuah palung sungai di provinsi Liaoning didaftarkan ke UNESCO. Tembok Jiumenkou sepanjang 1.704 meter melewati sungai selebar 100 meter sebagai jembatan batu berkaki 8 dengan 9 pintu air. Dibangun pada tahun 1381, Tembok Jiumenkou telah mengalami beberapa tahap perbaikan dan renovasi. Ini adalah situs UNESCO yang ke-27 Republik Rakyat Cina.

Beberapa tahun belakangan mulai ditemukan beberapa bagian tembok di wilayah-wilayah Cina yang tak terjangkau. Pada tahun 1998, ditemukan situs tembok dekat salah satu jalur sutra di antara provinsi Gansu dan Xinjiang. Tembok-tembok yang dibangun dari tanah berpasir kuning dan ranting-ranting Eucalyptus marginata tersebut memiliki panjang 500 km, termasuk benteng pertahanan kokoh. Penemuan ini menambah panjang tembok besar menjadi 2.700 km. Di gurun-gurun pasir di Daerah Otonomi Ningxia Hui yang sering berpindah-pindah, juga telah membuka bagian-bagian tembok dan benteng konstruksi Ming. Penemuan prasasti yang berisi ukiran tulisan di berbagai wilayah Cina di sekitar tembok menjadi sumber sejarah tertulis penting tentang dokumentasi pembangunan Tembok Raksasa Cina. Prasasti paling awal adalah inskripsi Dinasti Qi Utara (550-577). Prasasti Dinasti Ming banyak ditemukan di Beijing dan provinsi Hebei, namun terancam rusak atau hilang karena hujan, angin, erosi dan kerusakan lingkungan.

Pada tahun 2009, Badan Survei dan Pemetaan dan Badan Administrasi Warisan Budaya Republik Rakyat Cina melakukan penelitian untuk menghitung ulang panjang Tembok Besar Cina. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tembok Raksasa Cina lebih panjang daripada rentang yang saat ini diketahui. Menurut pengukuran, panjang keseluruhan tembok mencapai 8.850 km. Proyek tersebut juga telah menemukan bagian-bagian tembok lain yang panjangnya 359 km, parit sepanjang 2232 km, serta pembatas alami seperti perbukitan dan sungai sepanjang 2232 km. Rentang rata-rata Tembok Raksasa Cina adalah 5000 km, umumnya dikutip dari berbagai catatan sejarah.

Dalam penelitian itu, teknologi GPS dan infra merah yang digunakan dapat membantu mendeteksi beberapa bagian yang terkubur akibat badai pasir. Bagian-bagian baru yang ditemukan adalah hasil konstruksi pada masa Dinasti Ming (1368-1644) yang membentang dari Pegunungan Hu di provinsi Liaoning bagian utara sampai Celah Jiayu di barat provinsi Gansu. Proyek ini juga memetakan bagian-bagian tembok yang didirikan pada zaman Qin (221-206 SM) dan Han (206 SM-9M). Studi Tembok Raksasa (Changchengxue) adalah cabang sejarah Cina yang masih baru untuk mempelajari sejarah tembok-tembok kuno Cina namun menarik perhatian banyak arkeolog dan peneliti muda.
Proyek-proyek renovasi telah dilakukan oleh pemerintah Republik Rakyat Cina guna memperbaiki beberapa kerusakan yang sebagian besar diakibatkan pembangunan infrastruktur yang serampangan, pencurian artefak batu inskripsi dan bagian-bagian tembok dan perbaikan yang dilakukan sembarangan.

Laporan konservasi pada awal tahun 2004 melaporkan bahwa hanya 1/3 dari panjang 6.350 km tembok yang sekarang masih terpelihara, membuat rentang tembok "semakin pendek". Banyak warga di sekitar situs-situs kuno tidak mengetahui mereka tinggal berdekatan karena pandangan mengenai tembok raksasa merupakan benteng arsitektur Ming yang kokoh, namun sebenarnya kondisi Tembok Besar Cina tidak seragam. Penduduk sekitar menggunakan batu bata tembok besar untuk membangun rumah dan kandang hewan ternak.

Tembok yang berada di luar Beijing merupakan bagian yang paling terancam, seperti di provinsi Shaanxi dan Ningxia. Dari 2.000 km rentang tembok di provinsi Shaanxi, 1/3 dari 850 km dari struktur Ming telah lenyap karena aktivitas pembangunan infrastruktur dan industri. Sebanyak 40 lobang tembok ditembus oleh jalan untuk kendaraan. Sementara itu, tembok besar di Daerah Otonomi Ningxia Hui yang memiliki panjang 1500 km yang didirikan dari berbagai periode mulai dari Zaman Negara Berperang, Dinasti Qin, Dinasti Han Han, Dinasti Sui dan Dinasti Ming merupakan bagian yang rentan perusakan seperti dibobol untuk jalur kendaraan dan erosi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Banner